
Kulon Progo (20/9). Sabtu pagi di Gunung Gempal, Wates, Kulon Progo. Udara terasa segar ketika deretan warga mulai berdatangan ke Kompleks DPD LDII Kulon Progo. Beberapa remaja tampak tersenyum sambil menggandeng orang tuanya, ada pula para lansia yang datang dengan penuh semangat. Sejak pukul delapan, halaman SDIT Bina Mulia Insani terasa hidup—ramai tapi tertib. Mereka datang bukan untuk menghadiri hajatan, melainkan untuk ikut cek kesehatan gratis yang digelar LDII Kulon Progo.
Sekitar 70 orang masyarakat sekitar, duduk bergantian di kursi tunggu. Sebagian menunggu panggilan sambil bercengkerama. Ada pula yang tampak tegang menanti hasil pemeriksaan gula darah. Panitia hilir mudik memandu peserta untuk mendaftar secara online lewat aplikasi Sehat Indonesia. Bagi sebagian warga, ini pengalaman baru—cek kesehatan dengan sentuhan digital. Setelahnya, satu per satu peserta melalui tahapan: pengukuran tekanan darah, tinggi badan, berat badan, lingkar perut, hingga pengambilan sampel darah.
“Kalau sehat kan ibadah juga lancar,” celetuk seorang bapak paruh baya sambil tersenyum lega setelah hasil cek tekanan darahnya dinyatakan normal.
Di balik lancarnya acara ini, ada kerja sama yang apik. LDII Kulon Progo berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan setempat, Puskesmas Wates, dan tenaga kesehatan dari Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI). Tenaga medis dengan telaten melayani, sementara panitia LDII sigap mengarahkan peserta.
Ketua DPD LDII Kulon Progo, H. Pandaya, S.Pd., M.Pd., menegaskan kegiatan ini bukan sekadar program rutin, melainkan bentuk nyata pengabdian. “Kami ingin bersinergi dengan pemerintah, khususnya puskesmas, dalam upaya screening kesehatan. Harapannya, warga bisa senantiasa sehat dan ibadah lancar. Dan yang lebih istimewa, kegiatan ini serentak dilaksanakan LDII di seluruh Indonesia,” ujarnya penuh semangat.
Dukungan juga datang dari pemerintah. Dewi Ratnawati, S.Km., M.Ph., Kepala Seksi Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kulon Progo, hadir mewakili Kepala Dinas Kesehatan. Ia menyebut LDII sebagai mitra penting. “Kami menyampaikan apresiasi kepada LDII. Penting sekali ada sinergi seperti ini, karena pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Deteksi dini kesehatan itu kunci, supaya kita terhindar dari penyakit berat. Kalau sehat, ibadah lancar, berkarya lancar, dan bahagia dengan keluarga,” ungkapnya.

Kemeriahan pagi itu tidak hanya berhenti pada pemeriksaan. Bagi peserta yang membutuhkan, langsung diberikan obat. Yang memerlukan penanganan lebih lanjut, dibantu rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan. Bahkan, kegiatan ini sekaligus terintegrasi dengan program Puskesmas Keliling. Jadi, layanan kesehatan terasa lebih dekat dan nyata bagi warga.
Dari balik suasana hangat itu, jelas terlihat bagaimana organisasi masyarakat dan pemerintah bisa bergandengan tangan untuk satu tujuan: meningkatkan kualitas hidup. Sehat bukan hanya soal tubuh, tapi juga tentang keberlangsungan ibadah, kerja, dan kebahagiaan keluarga. Seperti kata salah satu lansia yang baru selesai diperiksa, “Alhamdulillah, nggak perlu jauh-jauh ke rumah sakit. Di sini sudah lengkap, gratis lagi.”
Dan siang itu, dari Gunung Gempal pun meninggalkan pesan sederhana namun kuat: kesehatan adalah hak semua orang, dan rukun kompak adalah jalan terbaik untuk meraihnya.