
Yogyakarta (23/5) – Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar konsolidasi secara daring bersama warga LDII di seluruh DIY. Acara berlangsung dari studio utama Masjid Al Fatah, Pundungrejo, Kalasan, Sleman, dan disiarkan ke sejumlah studio mini yang tersebar di tingkat PAC (Pimpinan Anak Cabang) LDII se-DIY.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk pengajian daring ini merupakan kali ketiga dan diikuti oleh Dewan Penasihat, pengurus harian, Biro DPW LDII DIY, pengurus DPD (kabupaten/kota), PC (kapanewon), hingga PAC dan warga dari berbagai wilayah.
Dr. H. Ardito Bhinadi, S.E., M.Si., anggota Dewan Penasihat DPW LDII DIY, membuka tausiah dengan mengajak seluruh peserta untuk mensyukuri nikmat sebagai manusia. “Kita patut bersyukur telah diciptakan sebagai manusia, bukan sebagai hewan atau tumbuhan. Karena manusia memiliki kesempatan untuk masuk surga, selama ia mau beribadah dan taat kepada Allah,” ungkap Ardito. Ia juga menegaskan bahwa LDII DIY telah membina anak-anak sejak usia dini melalui program keagamaan agar tumbuh menjadi generasi dengan akhlak mulia. “Target kami adalah membentuk generasi penerus yang memiliki 29 karakter luhur,” tegasnya.
Sekretaris DPW LDII DIY, Gatot Wardoyo, S.Pd., menyoroti pentingnya tertib administrasi organisasi. Ia menjelaskan bahwa pelaporan kegiatan harus dilakukan secara berjenjang. “PAC melaporkan ke PC, PC ke DPD, dan DPD ke DPW, kemudian kami teruskan ke DPP. Ini bagian dari keteraturan dan tanggung jawab struktural,” ujarnya.
Ketua DPW LDII DIY, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU., turut menampilkan video edukatif pengelolaan sampah oleh tiga pondok pesantren di Jawa Timur yang telah mengembangkan budidaya maggot, ecoenzim, dan kerajinan daur ulang. “Saya berharap ini bisa ditiru oleh pondok-pondok di Yogyakarta. Pengelolaan sampah adalah bagian dari kepedulian kita terhadap lingkungan,” harap Atus.
Ia juga menyampaikan perkembangan pembangunan Gedung Serbaguna Mantrijeron (GSM) di Kota Yogyakarta. “Alhamdulillah, pembangunan GSM telah memasuki bulan ke-42. Ini bukti bahwa sodaqoh jariyah warga benar-benar kami belanjakan untuk kemanfaatan jangka panjang,” tegas Atus.
Di bidang komunikasi, Atus menekankan pentingnya kolaborasi antara media sosial dan media massa. “Dua media ini sangat berpengaruh terhadap opini publik. Informasi yang diulang-ulang lama-lama dianggap sebagai kebenaran,” ujarnya.
Lebih lanjut, Atus menginformasikan bahwa Biro Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (EPM) LDII DIY sedang melakukan pendataan terhadap 1.000 pelaku usaha lokal. “Kita ingin memperkuat kemandirian ekonomi warga LDII,” tambahnya.
Mengakhiri paparannya, Atus menyampaikan target lingkungan. “Kami berharap Program Kampung Iklim (ProKlim) Sangurejo bisa naik tingkat dari ProKlim Utama menjadi ProKlim Lestari pada tahun 2026,” katanya. Saat ini, ProKlim Sangurejo telah membina 10 kampung rintisan, termasuk di Padukuhan Kembang, Girimulyo, Kulon Progo, yang terletak dekat objek wisata Kedung Pedut. Penambahan kampung ProKlim di Plosokerep, Gunungkidul dan Kranggan, Bantul juga sedang direncanakan.