
Bantul (20/9). Sabtu pagi itu, halaman Pondok Pesantren Al-Barokah Kranggan, Bantul, terasa lebih ramai dari biasanya. Santri dan warga sekitar berbaur, sebagian menunggu giliran cek kesehatan, sebagian lain penasaran dengan botol-botol kecil berisi cairan cokelat keemasan yang dibagikan setelah pemeriksaan. Bukan sekadar minuman biasa, melainkan Dejamu Kalimundu, jamu lokal hasil binaan Puskesmas Sanden yang kini ikut naik kelas lewat program Bantul Seroja.
Program Bantul Sehat Ekonomi Meningkat Karo Jamu (Seroja) adalah gagasan Pemkab Bantul melalui Dinas Kesehatan. Lahir semasa pandemi, program ini bertujuan ganda: menjaga kesehatan masyarakat sekaligus menggerakkan roda ekonomi lewat jamu tradisional. Keunikan inilah yang mengantarkan Bantul Seroja menembus Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kemenpan-RB 2022.
Di Al-Barokah, semangat itu terasa nyata. Usai dicek tinggi badan, berat badan, tekanan darah, hingga gula darah, setiap peserta menerima jamu gratis. “Melalui Program Bantul Seroja ini diharapkan perekonomian jamu bisa meningkat. Wisatawan pun kelak mencari jamu sebagai jajanan sehat,” ujar drg. Nunik Novitasari, Kepala Puskesmas Sanden, yang turut hadir dan mengajak masyarakat minum jamu bersama.
Sekitar 120 orang mengikuti layanan kesehatan ini. Ada santri yang masih belia, ada warga yang sudah sepuh, semua antusias mencoba jamu yang disajikan. Sesekali terdengar komentar, “Rasanya rodo (agak) pahit, tapi segar di badan.”
Ketua DPD LDII Bantul, Nanang Dwi Antoro, menyambut program ini dengan tangan terbuka. Menurutnya, jamu adalah warisan leluhur yang tak lekang oleh zaman. “Dengan adanya pengobatan modern, jamu sempat terpinggirkan. Nah, lewat kegiatan ini kita sosialisasikan kembali agar masyarakat terbiasa minum jamu. Selain sehat, juga ada efek ganda: ekonomi berjalan dan kesehatan meningkat,” jelasnya.
Bagi LDII, kolaborasi ini seperti gayung bersambut. Salah satu dari delapan bidang pengabdian LDII memang fokus pada kesehatan dan pengobatan herbal. “Kami sangat menaruh perhatian pada herbal sebagai solusi pertolongan pertama dalam menjaga kesehatan masyarakat. Karena itu, kami siap melanjutkan kolaborasi dengan Pemkab Bantul,” imbuh Nanang.
Apresiasi juga datang dari Pemkab Bantul. Bupati Abdul Halim Muslih, melalui Kabag Kesra Setda, Agung Setiawan, menyampaikan pesan khusus. “Kegiatan ini bermanfaat karena tidak hanya menambah wawasan keagamaan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk membangun SDM yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia,” katanya.
Suasana pagi itu pun jadi lebih dari sekadar pengajian dan pemeriksaan kesehatan. Ada nilai kebersamaan, semangat kembali pada tradisi, sekaligus inovasi pelayanan publik yang membumi. Dari gelas kecil berisi jamu, terselip harapan besar: masyarakat Bantul lebih sehat, ekonomi rakyat bergerak, dan budaya leluhur tetap lestari.
LDII Daerah Istimewa Yogyakarta Selamat Datang di Website Resmi LDII Daerah Istimewa Yogyakarta