
Yogyakarta (27/5) – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Daerah Istimewa Yogyakarta menegaskan kontribusinya dalam mendukung penetapan kalender Hijriyah nasional. Hal ini diwujudkan melalui partisipasi langsung dalam rukyat hilal dan sidang isbat penentuan awal Dzulhijjah 1446 H yang digelar oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY pada Selasa (27/5) sore di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu, Parangtritis, Bantul. Dari pantauan yang dilakukan menggunakan teleskop, hingga pukul 17:30 WIB, hilal masih belum nampak.
Tim Rukyatul Hilal dari LDII DIY dipimpin oleh H. Tri Bangun B. R., S. Ag. dengan didampingi Astoto Nugroho, S. ST. Ars., Endri Sulistyo, dan Wibowo. Sebelum proses rukyat dimulai, tim mengikuti pengarahan teknis dan sesi diskusi bersama perwakilan ormas Islam lain, seperti NU, Muhammadiyah, serta unsur dari UIN Sunan Kalijaga dan BMKG.
Kepala Kanwil Kemenag DIY, Dr. H. Ahmad Behiej, M.Ag., secara resmi membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya kejujuran ilmiah dan kolaborasi lintas lembaga. “Sidang isbat bukan hanya soal melihat hilal, tetapi juga momentum memperkuat ukhuwah dan literasi keagamaan berbasis sains,” tegasnya dalam sambutan.

Tri Bangun mewakili LDII menyampaikan bahwa kehadiran tim merupakan bagian dari kontribusi LDII dalam membangun kepercayaan publik terhadap proses penetapan awal bulan Dzulhijjah 1446 H. “Kami hadir sebagai bentuk tanggung jawab moral dan keilmuan. Ini bagian dari dakwah bil hal, mendukung rukyat berbasis ilmu falak yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” ungkap Ketua Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah ini.
Kondisi langit sore tadi tertutup awan, sehingga hilal belum terlihat. Dengan hasil ini, perlu dicermati hasil sidang isbat Kementerian Agama yang memiliki sumber lebih banyak di seluruh Indonesia. Dengan partisipasi ini, LDII DIY meneguhkan komitmennya untuk terus mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang keagamaan serta mendorong literasi sains Islam yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari umat.