
Yogyakarta (23/11) — Perkembangan teknologi memberi banyak peluang bagi generasi muda, namun juga membawa tantangan baru berupa gaya hidup konsumtif dan perilaku keuangan yang kurang bijak. Hal itu disampaikan Ketua DPP LDII Bidang Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat, Ardito Bhinadi, saat membuka Workshop Generasi Tangguh Finansial: Dari Literasi Keuangan ke Bisnis Online Kreatif di Gedung Serbaguna Mantrijeron (GSM), Yogyakarta, pada Minggu (23/11/2025).
Ardito menggambarkan perubahan cara bekerja masyarakat. “Dulu orang bekerja berinteraksi dengan alam, lalu berinteraksi dengan sesama di kantor. Sekarang banyak yang bekerja dari rumah, berinteraksi dengan gawai,” tuturnya. Karena itu, ia mendorong peserta memanfaatkan teknologi secara produktif dan tidak terjebak pada perilaku konsumtif. Menurutnya, inilah tujuan utama workshop: membantu generasi muda beralih dari pola konsumsi menjadi pola produktif.
Ia menyoroti fenomena Fear of Missing Out (FOMO), takut ketinggalan tren dan You Only Live Once (YOLO), hidup sekali untuk bersenang-senang yang banyak memengaruhi perilaku anak muda. Ardito mengajak peserta mulai menerapkan gaya hidup frugal, yakni hidup hemat demi kemandirian finansial. “Hidup hemat demi kemandirian finansial. Gaya hidup ini sesuai dengan karakter mujhid muzhid; kerja keras, kerja cerdas yang diterapkan LDII,” ujarnya.
Ardito juga mengingatkan pentingnya literasi keuangan, terutama karena tingkat inklusi masyarakat kini lebih tinggi dibanding literasinya. “Banyak orang menggunakan layanan keuangan syariah tanpa paham ilmunya, sehingga berisiko terjebak transaksi yang tidak halal,” jelasnya. Karena itu, ia menekankan tiga prinsip dalam bisnis dan investasi: halal, legal, dan masuk akal.
Ia kembali menegaskan tujuh transaksi yang dilarang menurut LDII: riba, gharar, maysir, dharar, suht, maksiat, dan risywah. “Semua ini harus kita hindari dalam mencari penghasilan,” tegasnya. Lebih lanjut, Ardito mengajak peserta membangun kemandirian finansial melalui lima fondasi: menghasilkan, mengatur, mengembangkan, melindungi, dan berbagi.
Memanfaatkan era digital, Ardito menyebut banyak peluang bisnis kreatif yang bisa digarap, mulai dari content creator, digital marketing UMKM, reseller/dropship, hingga jasa desain atau kursus online. Namun ia menekankan perlunya memegang enam pedoman agar transaksi online tetap halal dan aman, seperti memastikan produk halal, menjelaskan spesifikasi barang secara detail, hingga transparansi harga dan mekanisme pembayaran.
Ardito berharap workshop ini memberikan dampak nyata bagi warga LDII dan masyarakat luas. “Yang penting bukan jumlah berapa orang yang hadir, tetapi bagaimana dan berapa yang dihasilkan setelah acara berlangsung. Artinya, dampak positif bisa membantu warga dan masyarakat sehingga ekonomi kita lebih kuat dan lebih tangguh,” pungkasnya.
LDII Daerah Istimewa Yogyakarta Selamat Datang di Website Resmi LDII Daerah Istimewa Yogyakarta