
Yogyakarta (24/11). DPP LDII menyelenggarakan Workshop Generasi Tangguh Finansial: Dari Literasi Keuangan ke Bisnis Online Kreatif pada Minggu (23/11). Salah satu sesi yang paling menarik perhatian peserta adalah materi berjudul “Ngonten Dapat Cuan, Viral dan Produktif” yang dibawakan oleh Hassan ‘Sule’ Nurfambudi, kreator konten yang dikenal luas melalui jutaan penonton di Facebook dan TikTok.
Hassan bercerita bahwa dirinya mulai terjun ke dunia konten pada akhir 2023. Ia fokus membuat video pendek berdurasi sekitar 20 detik untuk Facebook Pro, platform yang saat itu sedang berkembang pesat. Produksi konten ia jalani bersama saudaranya, hingga akhirnya kewalahan karena jadwal kerja tidak teratur. “Sempat tumbang karena waktu terforsir,” ujarnya mengenang masa awal perjalanan kariernya.
Kegagalan itu tidak membuatnya berhenti. Hassan kembali mengatur ritme, memproduksi konten secara lebih mandiri, hingga konsistensi itu berbuah manis. “Hingga akhirnya kami memperoleh 1,5 juta pengikut di Facebook dan jumlah yang hampir sama di TikTok. Pencapaian ini kami raih dalam rentang waktu 1,5 tahun,” jelasnya.
Dalam paparannya, Hassan juga membagikan trik agar konten lebih menarik. Salah satunya adalah menyelipkan “rahasia kecil” agar penonton penasaran. Bahkan, ia pernah sengaja memakai baju yang sama di beberapa video berturut-turut. “Hal sederhana ini ternyata memancing komentar penonton. Ada yang bertanya kenapa bajunya tidak ganti, ada yang notice bahwa video yang pernah dilihat adalah content creator dari orang yang sama,” ungkapnya. Strategi tersebut membuat interaksi meningkat signifikan.
Sesi semakin hidup ketika istrinya ikut berbagi pengalaman. Ia menceritakan bagaimana ia mulai membantu Hassan sejak awal. “Ngonten pertama kali langsung FYP (For Your Page) dan penayangannya bisa berjuta-juta. Saya senang, jadi tambah percaya diri. Sejak saat itu, saya jadi partner ngonten suami,” tuturnya.
Dengan jumlah pengikut yang besar, berbagai tawaran kerja sama mulai berdatangan, terutama dari TikTok. Meski demikian, Hassan menegaskan bahwa proses untuk mencapai titik tersebut bukan hal instan. Ada disiplin kerja yang harus dijaga, termasuk dalam produksi konten.
Ia lalu membagikan tiga langkah praktis bagi peserta yang ingin mulai menjadi kreator. Pertama, meluangkan satu jam khusus untuk mencari konsep. “Gunakan waktu fokus untuk brainstorming, bisa dari ide pribadi, tim, atau referensi orang lain, hingga AI. Konsep bisa ditulis, sehingga bukan hanya berakhir di angan-angan saja,” ujarnya. Kedua, setengah jam untuk proses pengambilan gambar. Ketiga, minimal satu jam untuk editing. “Sisihkan waktu khusus untuk editing agar hasilnya layak dinikmati publik,” pungkasnya.
Kisah Hassan menjadi bukti bahwa dengan strategi, ketekunan, dan kreativitas, peluang di industri konten terbuka lebar bagi siapa pun. LDII berharap generasi muda tidak hanya memahami literasi keuangan, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam peluang ekonomi digital.
LDII Daerah Istimewa Yogyakarta Selamat Datang di Website Resmi LDII Daerah Istimewa Yogyakarta