Ini Dia 16 Tahapan Tata Cara Sholat Khusuf (Sholat Gerhana)

Gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 sekitar pukul 06.30-08.30 merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Peristiwa tersebut bukanlah pertanda tentang matinya seseorang sebagaimana terjadi pada jaman Nabi Muhammad SAW. Bukan pula akibat matahari dimakan oleh sangsakala (buto) sesuai keyakinan nenek moyang jaman dahulu kala. Melaksanakan sholat khusuf pada saat gerhana terjadi merupakan kesunahan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Lalu bagaimanakah tata cara melakukan sholat khusuf? Semoga 16 tahapan berikut ini dapat membantu:

1. Meniatkan untuk mengerjakan shalat gerhana (cukup di dalam hati). Imam sholat mengucapkan Innashsholaata jaami’ah sebagai ajakan untuk mengerjakan sholat berjama’ah atau mengawali sholat berjama’ah.
2. Mengangkat kedua tangan untuk takbirotul ihrom, lalu bersedekap.
3. Membaca dengan sir (pelan): a. do’a iftitah, b. meminta perlindungan kepada Allah (ta’awudz), dan c. basmalah, lalu membaca dengan jahr surat Al Fatihah, bacaan aamiin, dan surat-surat di dalam Al Qur’an yang memiliki ayat-ayat banyak atau panjang. Panjangnya surat disesuaikan dengan kemampuan.
4. Mengerjakan ruku’ dan membaca doa ruku’. Adapun lamanya dikira-kira dengan memperbanyak doa ruku’. Panjangnya disesuaikan dengan kemampuan. 

5. Bangun dari ruku’ serta membaca sami Allaahu liman hamidah dilanjutkan dengan rabbana walakalhamdu. Pada saat kembali dalam posisi berdiri, kedua tangan dalam keadaan bersedekap.

6. Membaca lagi dengan jahr surat Al Fatihah dan surat-surat di dalam Al Qur’an yang memiliki ayat-ayat banyak atau panjang. Panjangnya surat disesuaikan dengan kemampuan, namun lebih pendek daripada yang pertama (no. 3).
7. Kemudian ruku’ dan membaca doa ruku’. Adapun lamanya dikira-kira dengan memperbanyak doa ruku’. Panjangnya disesuaikan dengan kemampuan, namun lebih pendek daripada ruku’ yang pertama (no. 4). Kemudian bangun dari ruku’ dan berdiri dengan posisi kedua tangan tidak bersedekap atau lurus ke bawah. 
8. Kemudian sujud. Lama sujudnya sebagaimana lamanya ruku’.  Lalu duduk di antara 2 sujud dan sujud kembali.

9. Bangun dari sujud untuk mengerjakan raka’at kedua. Raka’at kedua dilakukan sebagaimana raka’at pertama.

10. Setelah membaca surat Al Fatihah, kemudian membaca surat-surat di dalam Al Qur’an yang memiliki ayat-ayat banyak atau panjang. Panjangnya surat disesuaikan dengan kemampuan.

11. Lalu ruku’  sebagaimana ruku’-nya pada rakaat pertama (lihat no. 4).

12. Berdiri dari ruku’ sebagaimana berdirinya rakaat pertama (lihat no. 5).

13. Membaca kembali dengan jahr surat Al Fatihah dan surat seperti pada rakaat pertama (lihat no.6).

14. Mengerjakan ruku’ seperti pada rakaat pertama (lihat no.7).

15. Lalu sujud dan duduk di antara 2 sujud. Kemudian sujud lagi, duduk tasyahud dan sholawat, kemudian salam.

16. Selanjutnya membaca khutbah, tanpa duduk di antara 2 khutbah. Dengan demikian, sholat gerhana telah selesai.


Pelaksanaan sholat gerhana matahari di Mekah pada 29/12/1434 H dilakukan dengan bacaan yang di-jahr-kan.

Posisi gerhana matahari di Tugu Yogyakarta, 9 Maret 2016 (sumber kafeastronomi.com).
Pergerakan gerhana matahari total di seputaran pal Tugu Yogyakarta pada Rabu/9 Maret 2016 (sumber: kafe astronomi.com).


‘Aisyah R.A. berkata:

خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي حَيَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ فَكَبَّرَ فَاقْتَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقَامَ وَلَمْ يَسْجُدْ وَقَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً هِيَ أَدْنَى مِنْ الْقِرَاءَةِ الْأُولَى ثُمَّ كَبَّرَ وَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ أَدْنَى مِنْ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ قَالَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ مِثْلَ ذَلِكَ فَاسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي أَرْبَعِ سَجَدَاتٍ وَانْجَلَتْ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ

Peristiwa gerhana matahari terjadi pada jaman Rosulullah SAW. Beliau keluar rumah untuk menuju masjid, lalu berbaris bersama manusia di belakang Rosulullah SAW. Beliau melakukan takbir dan membaca bacaan (surat) dengan panjang (lama), lalu bertakbir dan ruku dengan ruku yang lama. Beliau bangun dan berkata: sami’allahu liman hamidah.

Kemudian beliau berdiri lagi tanpa sujud. Beliau membaca bacaan lagi yang panjang yang hampir mendekati panjangnya bacaan yang pertama. Lalu Beliau bertakbir, selanjutnya ruku’ yang lama yang lamanya mendekati ruku pertama, lalu mengucapkan: sami’allahu liman hamidah rabbana wa lakal hamdu.

Kemudian Beliau bersujud dan berkata pada rakaat yang terakhir dilakukan seperti itu juga. Maka sempurnalah empat kali ruku pada empat kali sujud dan matahari terbit sebelum Beliau pulang (HR. Bukhori No. 1046, Muslim No. 901, 1, 3)

About @ 77

Check Also

LDII Depok

PC LDII Depok Hadiri Sinau Pancasila Badan Kesbangpol DIY

Yogyakarta (15/7) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DIY kembali menggelar acara Sinau …

One comment

  1. ajzkh mas/mba infonya, jadi bisa sholat gerhana sama keluarga di rmh karena corona..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.