Berhijab Bukan Sekadar Fashion

jilbab-syariyah

Mengenakan hijab adalah perintah Allah dan Rasulullah SAW. Kini, hijab menjadi tren. Hebatnya lagi, Indonesia dalam 10 tahun mendatang akan menjadi pusat busana muslim dunia. Ironsinya, tak semua pemakai hijab di tanah air paham bagaimana hijab yang syar’i.

Wanita berhijab memang menyenangkan dipandang. Tapi, jangan sampai hijab yang dikenakan hanya mengikuti tren mode. Sebab, Allah dan Rasul telah mengatur bagian tubuh mana yang ditutup. Soal kreasi, silakan saja. Namun yang terpenting tidak melanggar aturan yang ditetapkan dalam Alquran dan Alhadits.

Wanita memang dituntut berhati-hati dalam berperilaku, karena setan memanfaatkan wanita menjadi jaring bagi pria, untuk berbuat dosa. Rasulullah SAW bersabda: “Perempuan itu aurat, ketika keluar setan memuliakannya (Sunan At-Termidzi – 1173).” Alhasil, jika seorang wanita keluar rumah, setan akan selalu menghias-hiasinya dengan menghembuskan perasaan cantik dan berharga, yang memikat para laki-laki untuk menggodanya. Maka jangan heran, bila kaum wanita merasa sudah kalem, tak berhias berlebihan dan bertingkah laku tenang sekalipun, akan tetap kelihatan “wow” dalam pandangan pria.

Lantas bagaimana dengan mereka yang gemar berhias atau bersolek? Mereka yang menutup berhijab namun mengenakan busana ketat dan jilbabnya tak menutupi dada, tentu saja bertentangan dengan aturan Allah dan Rasul. Berikut aturan berhijab yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul:

  1. Pakaian menutup seluruh badan, kecuali wajah dan dua telapak

وَقَالَ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَير، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: {وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا} قَالَ: وَجْهُهَا وَكَفَّيْهَا وَالْخَاتَمُ(تفسير ابن كثير) 6/ 45

Al-’Amash meriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibni Abbas: “Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali apa-apa yang nampak darinya, Ibnu Abas menegaskan: wajah dan telapak tangan dan cincinnya.

  1. Pakaian tidak dijadikan sebagai perhiasan yang menarik perhatian orang lain

{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا {الأحزاب: 59
Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan perempuan mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan (menurunkan) jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

  1. Pakaian tidak transparan

سنن أبي داود (4/ 62) 4104 – حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ كَعْبٍ الْأَنْطَاكِيُّ، وَمُؤَمَّلُ بْنُ الْفَضْلِ الْحَرَّانِيُّ، قَالَا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ بَشِيرٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ خَالِدٍ، قَالَ: يَعْقُوبُ ابْنُ دُرَيْكٍ: عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ، فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «يَا أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا» وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «هَذَا مُرْسَلٌ، خَالِدُ بْنُ دُرَيْكٍ لَمْ يُدْرِكْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا»

Aisah radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa Asma’ binta Abu Bakar masuk melewati Rasulullah SAW dan dan ia (Asma’) mengenakan pakaian yang transparan, maka Rasulullah SAW berpaling darinya dan bersabda, ”Wahai Asma’ sesungguhnya seorang perempuan ketika telah sampai haid (baligh) tidak pantas jika diperlihatkan darinya kecuali ini dan ini, dan Nabi Muhamad menunjuk pada wajah dan telapak tangannya.

  1. Pakaian tidak ketat dan menampakkan bentuk tubuh
    Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
  2. صحيح مسلم (3/ 1680) 125 – (2128) حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا»

“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum pernah aku melihat keduanya: yang pertama, kaum yang membawa cemeti/cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan yang kedua adalah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu (jarak jauh sekali)”.

  1. Tidak berbau wangi dan tidak memakai parfum

سنن النسائي (8/ 153) 5126 – أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَالِدٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ وَهُوَ ابْنُ عِمَارَةَ، عَنْ غُنَيْمِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ»

“Rasulullah SAW berabda: Manakah perempuan yang memakai parfum, ia lewat pada kaum agar mencium baunya maka ia sudah berzina”. Hadits ini ditujukan kepada wanita yang sengaja memakai parfum dan bergaul dalam suatu kaum, dengan niat sengaja memamerkan baunya maka hukumnya sama dengan berzina.

  1. Tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita nonmuslim

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ»__________[حكم الألباني] : حسن صحيح

“Rasulullah SAW bersabda.”Barangsiapa berpakaian seperti suatu kaum, maka ia masuk dalam golongan kaum tersebut”.

  1. Tidak mengenakan pakaian untuk menjadi terkenal/mencari popularitas

عَنْعُثْمَانَ بْنِ أَبِي زُرْعَةَ، عَنْ مُهَاجِرٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ أَلْبَسَهُاللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mengenakan pakaian dengan niat ingin terkenal maka Allah memberinya pakaian hina pada hari kiamat kemudian membara dalam neraka.”

Semoga ayat dan hadist tersebut dapat menjadi panduan, bagaimana seorang wanita muslimah berpakaian. Sebab, pakaian yang menutup aurat selain membuat pemakainya terjaga, juga mendatangkan pahala, karena telah mengikuti aturan Allah dan Rasul.

Incoming search terms:

About LDII DIY

Check Also

LDII Depok

PC LDII Depok Hadiri Sinau Pancasila Badan Kesbangpol DIY

Yogyakarta (15/7) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DIY kembali menggelar acara Sinau …

2 comments

  1. Mahir musthofani

    Wah..
    Alhamdulillah..
    Pencerahan bagi semua kaum muslimah khususnya.
    Semoga bisa memberi banyak kemanfataan yg barokah.

    aamiin.

    • Alhamdulillah Jaza Kallohu Khoiro mas mahir .
      Amin ya robbal aalamiin untuk doanya. Jangan lupa dishare biar nasehat tersebar luas menjadi pituah untuk sodari kita semua .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.